Indah Semua Yang Tuhan Bri

Parent Category: Artikel
Created on Wednesday, 27 May 2009 15:01
Last Updated on Thursday, 12 April 2012 06:13
Published Date
Written by Administrator
Hits: 1141

nasib sial menyertai saya terus. Mulai dari kalung saya hilang sampai dengan helm yang baru saya beli 3 bulan seharga Rp. 300.000 hilang lagi. Dan yang membuat saya sakit hati, helm itu hilangnya dikantor saya sendiri.

Anehnya, kehilangan kalung saya biasa saja dan saya bisa menerimanya. Tapi kehilangan helm ini, saya tidak bisa menerimanya. Tanya kenapa ? hehe.. seperti iklan TV aja.
Mau berangkat kerja pun saya malas banget, karena helm yang saya miliki yaitu helm cetok dan tidak menutupi wajah saya, debu dan membuat kuping saya berdengung. Duhhhh, pokoknya gak enak banget deh. Tapi kan saya harus bertanggung jawab dengan pekerjaan saya, jadi saya masuk kerja.

Malam ini saya merenungkan kejadian yang saya alami dan saya hanya bisa terdiam saja. Apa salah saya yach? Kenapa harus terjadi? Kenapa harus saya? Dan masih banyak sekali pertanyaan – pertanyaan . Terdengar sayup sayup lagu rohani yang diputar oleh adik saya, “apa yang kau alami kini, indah semua yang Tuhan bri. Tuhan-mu tak akan memberi ular berbisa bagi yang minta roti…”
Hati yang gundah dan galau ini, tersentuh oleh alunan lagu rohani tersebut. Dan saya teringat dengan bacaan rohani yang pernah saya baca.
Seorang ayah yang bijak sedang memperhatikan anaknya bermain. Dan, sang ayah pun menegur anak ini dan berkata “Anak-ku, boleh kah ayah minta mainan kamu?” Anaknya pun berkata “Jangan ayah, ini mainan kesayanganku, kalau ayah mau ambil silakan ambil yang lain saja”. Esok harinya ayah meminta lagi mainan tersebut tetapi tetap saja anak tersebut tidak mau memberikan mainan-nya. Tapi ayah ini tetap berusaha untuk meminta mainan tersebut kepada anaknya, sehingga membuat sang anak merasa kecewa dan marah kepada ayahnya. Hingga suatu hari, anak ini mendekati ayahnya dan berkata, “Ayah, sudah lama ayah menginginkan mainan saya ini. Karena ayah yang meminta maka saya akan memberikannya walaupun saya kecewa, kenapa ayah menginginkan mainan kesayangan saya ini”. Ayah ini tersenyum mendengar ketulusan anaknya.
Setelah sang ayah menerima mainan dari anaknya, lalu ayah ini masuk kekamarnya dan mengambil sebuah hadiah yang besar sekali. Hadiah tersebut diberikan kepada anaknya.
Anak ini hanya terdiam, karena dia tidak mengerti apa yang ayahnya lakukan. Dia bingung karena hari ini bukanlah hari ulang tahunnya dan tidak ada hari yang spesial. Tapi dengan muka yang berbinar binar, dia menerima hadiah dari ayahnya. Yachhh.. hadiah yang besar sekali. “Bukalah…”, kata ayah. Dengan segera anak ini membuka hadiah tersebut dan tercenganglah dia karrrreeeeennnaaa….. hadiah tersebut adalah sebuah mainan yang sudah lama dia inginkan dan dia pernah melihat mainan ini di sebuah mall ketika sedang berjalan dengan sang ayah. Tapi anak ini tidak berani memintanya karena mainan ini mahal sekali. Ayah… terima kasih sekali, ternyata selama ini ayah meminta mainan saya untuk ayah gantikan dengan mainan yang baru dan mainan tersebut yang saya dambakan selama ini. Terima kasih ayah… terima kasih. Dipeluk dan dicium sang ayah.

Mengingat bacaan rohani yang pernah saya baca dan terdengar alunan lagu rohani membuat saya menangis bahagia. Dan mengingat saya bahwa saya mempunyai seorang ayah yang sangat mencintai dan menyanyangi saya lebih dari segalanya. Apa yang saya alami saat ini, saatnya nanti saya akan melihat pelangi kasih dariNya. Amin

joomla 2.5